Dahulu kala sekolah ini tumbuh dari buah kepedulian masyarakat Desa Sibak tentang arti penting pendidikan Agama. Sebagai alumni MIS Sibak/MIN Sibak Filial MIN Tanjung Agung, mengingat memori pada tahun 1984 disaat awal tercatat sebagai murid kelas 1 di Madrasah ini, fasilitas seadanya di zaman itu dengan gedung berlantai semen dan banyak yang bolong (tanah) dinding papan atap seng terdiri dari 3 ruang kelas (satu ruang dibagi 2 kelas), pakaian seragampun belum teratur, belum mengenal pustaka dan labor, dari segi akademiknya diajar dan dibimbing oleh para ustadz yang bersahaja dan ikhlas walau mereka terkadang memperlakukan pendidikan ala kemampuan pengetahuan mereka dikala itu, tapi tetap mencerdaskan dengan pola (tahik bulu aduh kalu idok dapek pelajaran, pilin talingu, saterap bahkan sampai hukuman mencabut uban sang ustadz).
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
kami semua bermain dengan alam, ada lapangan bola kaki di depan sekolah yang bedekatan dengan sungai (ayah ipue), ada semak belukar yang berisi pohon puah dan pepohonan pakis (paku), maka main bola dengan ubal dehi getak kahik (yang dibuat sendiri), nalok butuk puah dan pucuk paku itulah games yang menghiasa hari-hari pendidikan ketika MIN ini dulu masih di desa Sibak lama.
Episode pindak ke lokasi yang sekarang, dari segi gedung sudah agak lumayan dari sebelumnya karena sudah bangunan permanen namun fasilitas lain tidak jauh berbeda. Ada pengingkatan dari segi personil tenaga pengajar, mulai kelas 3 kami kedatangan guru baru yang masih muda ketika itu yaitu Ibu Sri Hayati (orang jawa) dan Ibu Ismahayati (orang padang) inilah awal adanya variatif panggilan kepada guru yaitu ada ustadz dan ada ibu guru, dua tahun berselang sesudahnya datang lagi pak Fahul Muin hingga aku tamat madrasah ini tahun 1990.
inilah sekelumit kisah yang kuceritakan kepada adik2ku disela-sela kesibukan sebagai kuli pemerintah.
Saya ingin berpesan, Mengapa dahulu dengan fasilitas dan tenaga pendidik seadanya alumni MIN ini banyak jadi orang besar. seharusnya hari ini Alumni MIN Sibak jauh lebih banyak lagi berhasil/menjadi orang-orang sukses.
Saya terngiang selalu amanah seorang Kepala Madrasah (Alm.Muhammadin yang panggil anak muridnya dengan inek atau mamok adin) pada setiap upacara bendera yang bertujuan menyemangatkan orang2 sibak dikala itu, ditambah emosionalnya sebagai putera daerah yang juga sebagai kepala madrasah apa statemen beliau "uhang sibok dok odu yang cedik a kecuali adin" apa makna ungkapan beliau ternyata kecenderungan alumni MIN Sibak dikala itu tidak melanjutkan sekolah tetapi tamat sekolah babini dan balaki, ada yang lanjut sekolah jumlahnya sedikit (tidak sebanyak sekarang), kalau ini dibiarkan benar tak akan ada orang sibak yang mengikuti jejak beliau jadi PNS dan jabatan strategis lainnya di negeri ini.
sukses dan berjayalah MIN 01 Muko-Muko, dari rahimmu telah banyak melahirkan orang-orang pintar, mencetak para pejabat dan birokrat.... salam Alumni. "(IBNU AMIN)
Post a Comment